Pengaruh pasar bebas terhadap produk UKM Indonesia
Pasar bebas ACFTA telah di mulai beberapa tahun yang lalu, dari sebuah sumber nilai impor Indonesia cukup tinggi beberapa tahun terakhir khususnya produk dari China. Dampak negatif sudah mulai di rasakan oleh para pelaku dunia usaha termasuk UKM atau usaha kecil menengah Indonesia.
Sepertinya para pelaku dunia usaha indonesia belum siap menghadapi pasar bebas, sehingga produk produk lokal kalah bersaing dengan produk dari luar khususnya produk dari negeri Tiongkok China. Dengan harga produk yang sangat murah dan model pilihan yang sangat menarik produk impor telah mengambil alih serta merebut pasar produk produk kita.
Di sentra sentra industri kecil di berbagai daerah yang menjadi pusat industri produk lokal yang tadinya menjadi identitas dan kebanggan, kini mulai di masuki produk produk tersebut bahkan menjadi produk pilihan alternatif selain produk lokal.
Berbagai produk produk UKM yang terkena dampak diantaranya,
Sandal
Berbagai produk sandal produk China banyak di perjual belikan di toko toko dan pasar pasar tradisional di berbagai tempat. Para pengrajin sandal Tasikmalaya juga merasakan pengaruhnya saat ini produk lokal ngak bisa lagi bersaing dengan produk mereka.
Sepatu
Sentra produksi sepatu Cibaduyut saat ini sudah mulai banyak di temukan dan di perdagangkan produk sepatu impor bahkan jumlahnya pun cukup banyak. Dengan bahan baku kulit yang semakin mahal pengrajin sepatu Cibaduyut saat ini mulai terhimpit oleh persaingan.
Batik
Produk Batik impor menjadi pesaing baru produk batik lokal bahkan di sentra kerajinan Batik juga banyak kita temukan produk tersebut. Meskipun produk batik adalah hasil karya nenek moyang kita secara turun menurun tapi buktinya mereka juga mampu membuatnya mekipun kualitas bisa di bedakan.
Produk mainan
Mungkin sudah sejak dulu produk mainan umumnya produk buatan China, sepertinya sangat sulit produk mainan buatan lokal bisa bersaing dengan produk mereka yang umumya mainan modern, apalagi sekarang produk mainan tradisional yang kian terpinggirkan oleh jaman dan peradaban masa kini, produk mainan tradisional sekarang juga mulai di lupakan bahkan di tinggalkan oleh anak anak Indonesia.
Produk konfeksi dan pakaian jadi
Indonesia merupakan eksportir produk kain atau tekstil, tapi pada kenyataannya sekarang produk pakaian jadi impor banyak membanjiri pasar domestik, toko toko dan pasar tradisional juga telah di banjiri produk dari negeri China. Dari kota besar sampai kota di pinggiran produk pakaian dari China tidak sulit di temukan.
Sepertinya “nasib” produk produk lokal tinggal menunggu waktu saja bahkan keberlangsungan usaha kecil menengah Indonesia akan mengalami masa masa sulit kalau tidak di antisipasi sekarang.
Berbagai kebijakan pemerintah harus lebih menyentuh pada akar permasalahan, diantaranya birokrasi dan perizinan yang mudah, bunga kredit pinjaman yang rendah atau kalau perlu tanpa jaminan/anggunan serta berbagai pelatihan perlu di tingkatkan lagi sehingga bisa membantu permasalahan para pelaku usaha dan UKM Indonesia.
# dari berbagai sumber