Pengrajin sapu injuk atau ijuk Tasikmalaya
Sapu ijuk produk Tasikmalaya |
Pada awal tahun 1990 perkembangan sapu ijuk atau injuk begitu pesat, ketika itu di dukung banyaknya permintaan dan pasokan bahan baku yang mencukupi sehingga berapa pun permintaan pasti terpenuhi dengan tepat waktu, begitu menurut para pengrajin sapu ijuk di Singaparna kabupaten Tasikmalaya.
Istilah yang sering di pakai dalam menyebut sapu ijuk produk Singaparna yaitu SPA karena pada bagian sapu ijuknya ada tulisan SPA yang di anyam dengan menggunakan tali dari rotan, seperti foto di atas. Dan pasti sapu ijuk produk Singaparna mempunyai kuaitas yang cukup bagus dan sangat terkenal ke berbagai daerah, bahkan ada juga produk sapu ijuk yang meniru nama tersebut agar produknya laku di pasaran sebenarnya bukan dari produk dari wilayah tersebut. Hal itu agar menarik para pembeli agar terterik membelinya.
Para pengrajin sapu ijuk Tasikmalaya berada di wilayah Singaparna tepatnya di kecamatan Leuwi Sari desa Ciawang kampung Gajah Barang, Saladah, Sindang Kasih atau daerah Bojong. Dahulu pengrajin sapu ijuk Tasikmalaya pernah mengalami masa kejayaan, hal itu terlihat dari banyaknya pengrajin dalam membuat sapu ijuk, hampir sebagian warga di sana dalam mencari sumber ekonominya membuat sapu ijuk.
Dalam perkembangannya jumlah pengrajin sapu dari waktu ke waktu sekarang mulai berkurang, mungkin karena berbagai hal mereka tidak melanjutkan usahanya, bahan baku, modal usaha serta kurangnya permintaan menjadi masalah utama termasuk persaingan usaha yang makin tidak bisa mereka hindari.
Bahan baku utama pembuatan sapu ijuk adalah ijuk dan rotan atau hoe ( dalam bahasa sunda ), bahan bahan ini yang harus di datangkan dari daerah lain, bahkan bahan baku rotan yang harus di datangkan dari luar pulau jawa yang pasti memerlukan biaya tambahan dalam memperolehnya, apalagi sekarang pasokan bahan baku rotan dan ijuk mulai berkurang dan harganya yang cukup tinggi, hal semacam itu menjadi kendala para pengrajin sehingga kalau pun di buat harga jualnya harus tinggi sedangkan produk pesaing harganya lebih murah.
Dalam menghadapi kendala langkanya bahan baku rotan para pengrajin mensiasati dengan bahan bahan lain yang serupa seperti dari kayu atau bahan sejenis lainnya, dengan cara tersebut para pengrajin bisa sedikit terbantu meskipun begitu produk pesaing menjadi kendala karena harganya sangat murah.
Dalam menghadapi kendala langkanya bahan baku rotan para pengrajin mensiasati dengan bahan bahan lain yang serupa seperti dari kayu atau bahan sejenis lainnya, dengan cara tersebut para pengrajin bisa sedikit terbantu meskipun begitu produk pesaing menjadi kendala karena harganya sangat murah.
Selain di pasarkan ke tempat tempat pemasaran terdekat yakni pasar tradisional terdekat atau di pasarkan secara keliling oleh para pedagang juga di kirim ke berbagai daerah di wilayah jawa barat dan sekitarnya.
Umumnya produk kerajinan tradisional mendapat persaingan dari produk serupa yang proses pembuatannya menggunakan mesin mesin modern dengan bahan sintetis yakni bahan dari plastik, sapu ijuk yang di buat para pengrajin sekarang mempunyai saingan yang begitu berat terutama sapu sapu yang di buat dengan skala indrustri dengan modal yang cukup besar.
Di pasaran saat ini sangat jarang menemukan produk sapu ijuk yang menggunakan bahan bahan Sapu ijuk seperti dulu, paling banyak sapu dengan bahan bahan sintetis dari plastik. Kalau pun kita temukan adalah sapu ijuk yang sudah di modifikasi dengan gagang atau pegagangnya tidak memakai rotan tapi di ganti dengan bahan kayu di bungkus plastic atau dari bahan plastik dan pada bagian pengikat sapu ijuknya memakai tambahan bahan bahan dari plastik.
Apabila kita bandingkan harganya pasti akan lebih murah sapu ijuk yang menggunakan bahan plastik di bandingkan dengan sapu ijuk asli produk Singaparna yang menggunakan bahan bahan alami dari rotan dan ijuk, yang kalau di pakai atau di gunakan cukup awet dan tahan lama.